Blora (ANTARA) - Puskesmas Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, meluncurkan 14 inovasi strategis di bidang pelayanan kesehatan sebagai bentuk implementasi transformasi layanan primer.
"Langkah ini juga sesuai arah kebijakan Kementerian Republik Indonesia," kata Kepala Puskesmas Tunjungan Blora Maria Prasetyaningsih di Blora, Senin.
Ia mengungkapkan 14 inovasi tersebut adalah Yuk Posting (Posyandu Terpadu Cegah Stunting), Janji Jiwa (Jelajahi Antisipasi dan Indikasi Gangguan Jiwa), Jiwa WEs 2500+ (Wajib Entaskan Standar 2.500 gram).
Lalu, Top Banged (Temukan, Obati, Peduli HIV/AIDS), P3 Penting Pedes (Pencegahan Stunting Peduli ASI Eksklusif), Gelis Ceking (Gerakan Peduli Wanita, Cek IVA Keliling), dan Teh Manis (Tunjungan Sehat bersama Prolanis).
Inovasi lainnya, Petir Salin (Pendampingan Ibu Hamil Risiko Tinggi Lintas Sektor), Gurami Mastun (GabUng RAMaikan live Instagram puskesMAS TUNjungan), Pensi Sikmas (Penyuluhan Singkat Informasi Kesehatan Masyarakat), Deda Mandiri (Dering Sayang Pemantauan Diri), Sikeswa Bumil, Sini Hepi Bumil (Skrining Hepatitis B pada Ibu Hamil), dan Paman Gymball (Partus Nyaman dengan Gymball).
Ia berharap melalui belasan inovasi layanan tersebut, bisa membantu upaya pencegahan, deteksi dini, serta pemberdayaan masyarakat.
Maria menambahkan melalui pendekatan promotif dan preventif, diharapkan dapat menurunkan beban penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, serta menekan angka kesakitan dan kematian.
"Inovasi ini bukan hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Kami ingin masyarakat menjadi subjek aktif dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya," ujarnya.
Menurut dia, pendekatan baru pelayanan primer kini tak lagi menitikberatkan pada pengobatan semata. Edukasi, promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat menjadi pilar utama.
"Hal ini sejalan dengan paradigma baru bahwa mencegah jauh lebih baik dan lebih murah daripada mengobati," ujarnya.
Menurut dia, keberhasilan seluruh inovasi tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, tetapi juga pada peran aktif masyarakat sebagai mitra. Setiap warga didorong untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan promotif dan preventif.
"Semua inovasi ini dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melibatkan tenaga kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, dan lintas sektor lainnya. Tujuannya untuk membentuk ekosistem pelayanan kesehatan yang responsif, inklusif, dan berbasis kebutuhan lokal," ujarnya.
Dengan sinergi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, dia optimistis inovasi tersebut mampu membawa perubahan nyata dalam peningkatan status kesehatan masyarakat Kecamatan Tunjungan.*
Baca juga: BPJAMSOSTEK Pati gandeng Puskesmas gelar pemeriksaan kesehatan gratis