Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah meluncurkan program pengembangan kurikulum muatan lokal (Mulok) dan buku Ngangsu Kaweruh (belajar) Bahasa Jawa sebagai upaya menjaga kelestarian budaya lokal.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo di Batang, Selasa, mengatakan bahwa pada tahap awal program pengembangan kurikulum muatan lokal dan buku Ngangsu Kaweruh Bahasa Jawa difokuskan pada jenjang sekolah dasar (SD).
"Saat ini, kami masih dikhususkan untuk siswa SD. Kemungkinan ke depan dirancang untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP)," katanya.
Bambang yang didampingi Pelaksana tugas Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Batang Yulianto mengatakan kurikulum muatan lokal ini akan menghadirkan tiga materi pokok, yaitu budaya dan lingkungan, pendidikan dasar kewirausahaan, serta Bahasa Jawa yang semua dirancang sesuai kearifan lokal.
"Kami sudah mulai menyusun terkait dengan bahasa Jawanya," katanya.
Ia berharap program pengembangan kurikulum muatan lokal ini tidak hanya sekadar materi pelajaran, melainkan mampu membentuk karakter peserta didik yang mencintai budayanya sendiri.
"Kami berharap tenaga pendidik dapat memberikan karakter budaya bagi peserta didik yang baik, seperti melalui budaya dan lingkungannya, serta tata krama melalui Ngangsu Kaweruh Bahasa Jawa," katanya.
Wakil Bupati Batang Suyono menekankan pentingnya implementasi nyata di lapangan agar tujuan program pengembangan kurikulum muatan lokal dapat tercapai.
"Pembelajaran muatan lokal harus ada implementasi dan tindak lanjutnya di lapangan. Jangan sampai memberikan Mulok, tetapi tidak ada hasilnya," katanya.
Baca juga: Mendikdasmen luncurkan program pendidikan 1.000 anak putus sekolah