Solo (ANTARA) - Kajian Tafsir Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo, Jawa Tengah, Jumat membahas tentang Surat Al-Haqqah.
Materi utama dalam Kajian Tafsir yang disampaikan dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I., M.Th.I. Ia menjelaskan Surat Al-Haqqah kerap disebut juga sebagai Surat As-Silsilah karena di dalamnya terdapat lafaz 'silsilatun' (rantai), serta dikenal dengan sebutan Surat Al-Wa'i, yakni peringatan tentang datangnya hari kiamat.
Dalam kajian tersebut, Ainur Rha’in memaparkan Surat Al-Haqqah berisi peringatan yang tegas mengenai hari kiamat. Surat ini diturunkan di Mekkah sekitar lima tahun sebelum hijrah atau tujuh tahun setelah kenabian, tepatnya sebagai urutan ke-77 dari turunnya wahyu Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 52 ayat dan diturunkan setelah Surat Al-Mulk dan sebelum Surat Al-Ma’arij.
“Siapa yang membaca 11 ayat dari surat ini akan dilindungi dari fitnah Dajjal, dan siapa yang membaca keseluruhannya akan mendapat cahaya yang memancar dari kepala hingga kaki di hari kiamat,” katanya.
Selain memaparkan isi ayat, Ainur Rha’in menegaskan Surat Al-Haqqah menjelaskan secara rinci mengenai peristiwa kiamat, sifat neraka dan surga, kisah umat terdahulu yang dihancurkan karena kekufuran, serta penegasan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pelajaran bagi orang beriman dan sumber penyesalan bagi orang kafir. Surat ini juga mengajarkan umat Nabi Muhammad untuk bersabar, bertasbih, dan bersyukur.
Ia menambahkan dalam Surat Al-Haqqah juga terdapat penjelasan tentang kaum terdahulu seperti kaum Samud, ‘Ad, dan Firaun yang dibinasakan oleh Allah karena mendustakan hari kiamat dan menolak ajaran para nabi. Bangsa Samud dihancurkan dengan suara dahsyat, sedangkan kaum ‘Ad dihancurkan dengan angin topan dingin selama tujuh malam delapan hari.
Kisah kehancuran umat terdahulu ini, kata Ainur, menjadi bukti historis yang bahkan dapat dibuktikan melalui arkeologi, seperti peninggalan kaum Samud di Madain Saleh, sekitar Provinsi Madinah, Arab Saudi. Sementara itu, keberadaan kaum ‘Ad diperkirakan berada di wilayah selatan Arab antara Yaman dan Oman.
Lebih lanjut, Ainur menjelaskan bahwa penyebutan kisah-kisah umat terdahulu di dalam Al-Qur’an bukan semata dongeng, melainkan sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad untuk meningkatkan iman, menghindari kesombongan, dan bersyukur atas nikmat Allah. Termasuk peristiwa besar seperti banjir besar pada masa Nabi Nuh yang menjadi pelajaran betapa keimanan dapat menyelamatkan seseorang dari azab Allah.
“Orang yang beriman pasti diperlakukan berbeda oleh Allah. Tidak sama antara orang mukmin dan orang kafir. Allah memuliakan orang yang beriman di dunia maupun di akhirat. Maka kuncinya adalah bersyukur dan menjaga keimanan,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa Surat Al-Haqqah memiliki keterkaitan (munasabah) dengan surat sebelumnya, yaitu Surat Al-Qalam. Jika Al-Qalam membahas kiamat secara umum, maka Al-Haqqah menguraikan lebih rinci tentang kedahsyatan hari pembalasan dan bukti-bukti kebenarannya.